Di sebuah kampung, sebut saja namanya Kampung Harapan, ada tiga orang bertetangga yang masing-masing berbeda persepsi dan cara berpikirnya mengenai rejeki dan nasib. Katakan saja orang pertama namanya Abdul, orang kedua namanya Andi dan orang ketiga namanya Acong. (Kisah ini fiktif belaka, jika kebetulan ada kesamaan nama mohon di maafkan).
Di Kampung Harapan sudah beberapa bulan tidak turun hujan. Sebagian orang mulai gelisah karena pemenuhan air untuk kebutuhan dasar semakin sulit. Begitu juga dengan Abdul, Andi dan Acong, mereka mulai kesulitan mandapatkan air bersih dan berpikir mencari solusinya.
Abdul adalah pribadi yang religious. Dia meyakini rejeki adalah urusan Tuhan, hamba tidak punya daya, termasuk urusan hujan. Menyikapi masalah kemarau panjang, Abdul berdoa setiap hari dan sholat Istisqa, memohon kepada Tuhan untuk di turunkan anugerah hujan.
Andi adalah orang umum kebanyakan. Dia bekerja dan menjalan kewajiban ibadah sebagaimana orang kebanyakan. Terkait kemarau panjang, dia menyikapi santai saja, memang kadang kemarau panjang, sebaliknya kadang hujan yang panjang, tapi hujan pasti akan turun, meski pun tidak tahu kapan.
Acong adalah pekerja keras dan ambisius, berjuang habis-habisan untuk sukses bahagia di dunia, serta memiliki semangat bisnis yang sangat kuat. Acong berpikir, karena kemarau panjang, semua orang sangat butuh air dalam jumlah besar. Dia yakin suatu saat hujan pasti akan turun, dan mungkin curah sangat tinggi, bahkan melimpah banjir. Maka, dia segera membuat bungker air kapasitas besar, yang tentunya menghabiskan waktu, tenaga dan biaya sangat besar pula.
Setelah beberapa waktu, benar terjadi, hujan turun sangat lebat, membasahi bumi dengan curah air yang sangat banyak.
Melihat hujan turun, Abdul sangat puas, dia meneruskan doa dan sholatnya, menyampaikan sujud syukur kepada Tuhan yang telah mengabulkan doanya. Setelah selesai sholat dan doa, dia keluar masjid, melihat hujan telah reda. Dia pulang, namun ternyata bak mandinya masih kosong tidak terisi air, begitu juga panci untuk memasak juga belum terisi air. Dia mulai bingung, bagaimana cara mendapatkan air untuk memenuhi kebutuhan.
Berbeda dengan Abdul, begitu melihat hujan turun, Andi segera mengambil ember, panci, gayung dan apapun yang ada, untuk menadah air di depan rumah. Setelah hujan reda, Andi melihat bak mandi sudah penuh air, begitu juga panci dan segala kebutuhan airnya sudah tercukupi, Andi dan keluarga merasa puas.
Sementara Acong, begitu melihat hujan turun, dia pergi ke bungkernya, menjaga dan memastikan air mengalir deras menuju ke dalam bungker. Setelah hujan reda, Acong melihat bungkernya sudah penuh, dia perkirakan jumlah air cukup untuk memenuhi kebutuhan semua orang di Kampung Harapan, minimal selama sebulan ke depan. Beberapa jam berikutnya, Acong mulai pasang pengumuman, bahwa dirinya punya banyak air. Bagi yang membutuhkan, bisa menukar untuk setiap ember dengan harga seribu rupiah.
Mendengar pengumuman, Abdul datang ke bungker Acong, dan terpaksa harus mengeluarkan beberapa ribu rupiah untuk mendapatkan beberapa ember air. Abdul merasa, uang nya hanya cukup untuk beli air dua hari, lalu bagaimana untuk hari ketiga, apakah dia harus berdoa dan sholat Istisqa kembali?
Andi memang telah menampung air, tapi karena kapasitas air di bak hanya cukup untuk keluarga selama seminggu, maka pada minggu kedua, dia mulai mendatangi Acong untuk membeli air. Begitu juga dengan semua orang di Kampung Harapan, mereka datang ke Acong untuk membeli air.
Begitulah, akhir dari kisah sepenggal kehidupan Abdul, Andi dan Acong dalam menyikapi kemarau panjang. Abdul yang semata mengandalkan doa, akhirnya harus menderita karena tidak punya cukup uang untuk membeli air. Andi, bekerja sebagaimana mestinya, memastikan kebutuhan hidupnya tercukupi secara layak, termasuk kebutuhan air. Sedangkan Acong yang selalu memikirkan masa depan dan berani berinvestasi, akhirnya menjadi kaya raya, karena semua orang datang membeli airnya.
=====================================selesai===============================
Pemikiran tentang Usaha & Takdir:
- http://www.myusuf298.com/2022/01/pertolongan-tuhan-last-kingdom.html
- http://www.myusuf298.com/2020/07/dalan-bayine-dewe-dewe.html
- http://www.myusuf298.com/2020/03/masa-depan-yang-misterius.html
- http://www.myusuf298.com/2012/03/korupsi-gayus-telah-tercatat-di-laukhil.html
- http://www.myusuf298.com/2012/02/mbah-marijen-dan-pertolongan-tuhan.html
- http://www.myusuf298.com/2012/01/mencari-makna-takdir.html
- http://www.myusuf298.com/2012/07/ayat-ayat-al-quran-tentang-t-k-d-i-r.html
Komentar
Posting Komentar