Bli Ketut, supir bus yang membawa rombongan kami pagi ini. Berangkat pukul 07.30 dari Bandar Lampung menuju Liwa.
Setelah berjalan sekitar setengah jam, dia belokkan busnya ke SPBU. Sayang, stok solar sedang kosong, akhirnya kami melanjutkan perjalanan.
Sesampainya di belokan jalan Tol Natar ternyata Bli Ketut ambil jalan lurus, bukan belok kanan menuju gerbang tol. Salah satu penumpang nanya, "Kok nggak masuk tol?". "Ngisi solar sebentar di depan", jawab sang supir.
Benar, beberapa saat kemudian sampai SPBU. Ternyata kosong pula. Lanjut ke SPBU ketiga, kosong juga.
Salah satu penumpang mulai kawatir, akhirnya berdiri dan ngecek indikator solar di depan kemudi. Waduh, indikator mentok nempel di huruf E. Nggak bisa nahan perasaan, dia bertanya, "Bli, solarnya kosong?".
Bli Ketut menjawab dengan tenang, "masih separo kok. Indikatornya rusak". Merasa lebih tenang, penumpang duduk kembali.
Bus melanjutkan perjalanan, masuk tol. Rombongan kembali ngobrol dan berkaraoke seperti biasa.
Setelah sekian puluh kilometer, ada rest area darurat, maklum tol baru komersial - rest area terbatas, yang menyediakan pompa solar mini. Bus berhenti, dan Alhamdulillah bisa nambah solar.
Pengisian solar selesai, Bli Ketut nengok indikator solar, dan penumpang tadi juga tergerak nengok. Ternyata indikator bergerak mendekati F.
Hah?
Ternyata indikator tidak rusak. Dan baru saja bus berjalan dengan posisi solar mentok di tulisan E.
Kisah Bli Ketut selesai.
Namun dia telah meninggalkan inspirasi kepemimpinan yang luar biasa. Sebagai pemimpin, supir, dia sadar, responnya terhadap segala situasi akan diikuti oleh penumpang. Kepanikan dirinya akan membawa bencana bagi pasukan, ketenangannya akan membawa solusi bagi tim.
Leaders create perception, value and culture
Komentar
Posting Komentar