Aset Karyawan K3+1 |
Pada sesi sambutan, saya menyampaikan pesan penting yang perlu mereka ketahui. Dan pesan ini juga penting diketahui oleh semua karyawan, tidak hanya Telkom, tapi di perusahaan mana pun. Pesan ini sederhana, bersifat umum, karenanya berlaku untuk semua karyawan di mana pun. Pesan ini merupakan rangkuman dari sekian banyak buku Leadership yang sudah saya baca, dan tentu saja berdasarkan pengalaman saya sendiri setelah bekerja menjadi karyawan bertahun-tahun.
Aset Karyawan K3 + 1
Jika Anda seorang pengusaha, aset Anda adalah modal, baik berupa uang maupun barang, atau mungkin sumber daya lain seperti pegawai dan seterusnya. Aset itulah yang nantinya akan dieksplorasi dan eksploitasi menjadi kekayaan perusahaan hari ini dan masa depan.
Demikian juga, jika Anda adalah seorang karyawan. Anda perlu membangun dan memiliki aset, yang akan menjadi modal untuk pengembangan karier di perusahaan. Aset tersebut saya sebut K3 + 1, karena 3 aset pertama harus Anda upayakan dengan maksimal, sedangkan 1 sisanya menjadi domain spiritual. Berikut penjelasan K3 + 1.
Kinerja
Perusahaan memperkerjakan karyawan, karena ingin mendapatkan timbal-balik, berupa hasil kerja sesuai kebutuhan perusahaan. Jika hasil kerja di bawah harapan, perusahaan tentu kecewa. Jika sesuai harapan, perusahaan merasa senang. Jika Anda memberikan hasil kerja yang lebih dari harapan, tentu saja, perusahaan layak memberikan apresiasi sebagai rasa terima kasih. Apalagi jika Anda mampu memberikan hasil kerja terbaik, tentu menjadi prioritas perusahaan untuk memberikan kewenangan lebih luas. Kinerja Terbaik adalah kunci dari segala karier.
Modal dasar untuk mencapai kinerja terbaik adalah Pengetahuan (Knowledge) dan Kemampuan (Skill). Skill dan Knowledge tidak selalu menjamin kinerja terbaik, namun dua hal tersebut menjadi kunci utama untuk mencapainya. Anda perlu terus belajar dan mengasah kemampaun, konsisten tanpa henti. Jadikan seluruh aktifitas dalam kehidupan Anda sebagai bagian dari proses pembelajaran.
Karakter
Perusahaan tidak mungkin dijalankan oleh satu orang. Perusahaan pasti akan dijalankan oleh banyak orang, dari mulai Direktur sampai staf terbawah. Tidak hanya internal, perusahaan juga selalu terkait dengan pihak eksternal yang juga merupakan kumpulan banyak orang. Perusahaan juga pasti punya pelanggan, yang juga pasti kumpulan orang-orang.
Dalam setiap kumpulan orang, selalu ada interaksi antar orang di dalamnya. Dan dalam setiap interaksi, dibutuhkan moral dan etika yang menjadi landasannya. Moral dan etika muncul dari karakter pelakunya.
Setiap perusahaan selalu memiliki bentuk interaksi yang unik, atau disebut budaya perusahaan. Budaya perusahaan terbentuk dari kombinasi karakter yang ada di dalamnya. Oleh karenanya, perusahaan menuntut karakter spesifik dari seluruh karyawannya.
Sebagai karyawan dalam perusahaan, Anda harus memiliki karakter yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Secara praktis, budaya atau karakter perusahaan selalu diwarnai oleh para pengambil keputusan dalam perusahaan tersebut. Maka, Anda harus memiliki karakter yang serupa dengan para pengambil keputusan.
Secara umum, Anda harus memiliki karakter yang baik, positif, dan seterusnya.
Kawan
Literatur barat menyebutnya dengan Networking, sedangkan agama Islam menuliskannya dengan Silaturahim. Pada prinsipnya, ketiganya adalah sama.
Karier karyawan dikatakan baik, jika Anda diberikan kewenangan dan tanggung jawab yang lebih besar dalam perusahaan tersebut. Karenanya, Anda harus dipercaya oleh satu, dua, tiga atau beberapa orang untuk menerima tanggung jawab dan kewenangan tersebut.
Secara umum, semakin banyak kawan yang percaya, semakin tinggi kemungkinan mendapatkan kewenangan. Namun secara praktis, tidak selalu demikian. Karena, penunjukan personel dalam perusahaan tidak melalui pemilihan umum, melainkan oleh atasan. Sehingga, kepercayaan atasan, atau orang-orang yang dekat dengan atasan adalah kuncinya.
Kepercayaan atasan atau rekan kerja tidak bisa dibangun dengan sesaat. Kepercayaan membutuhkan perjalanan panjang dan mungkin bertahun-tahun. Kemampun Anda untuk selalu bekerja dengan hasil terbaik, dan karakter Anda dalam berinteraksi dengan orang-orang dalam perusahaan, menjadi bangunan kepercayaan yang akan terbenam dalam pikiran rekan kerja maupun atasan.
Kodrat (Nasib)
Berat sekali untuk menyebut nasib, tapi itulah adanya. Nasib, Kodrat, takdir tidak bisa dipungkiri. Banyak hal yang tidak bisa dikendalikan oleh Anda, banyak hal yang tidak bisa dikendalikan oleh atasan, banyak hal yang tidak bisa dikendalikan oleh perusahaan. Namun semua hal bisa dikendalikan oleh Tuhan, dan itulah yang saya sebut sebagai nasib.
Mungkin Anda telah menunjukkan kinerja, karakter dan pertemanan yang terbaik, namun karena lingkungan, kondisi dan situasi tertentu, Anda tidak mendapatkan karier terbaik. Sebaliknya, mungkin rekan Anda biasa saja, namun karena nasib, dia mendapatkan karier yang jauh lebih baik.
Hal ini belum tentu menjadi sesuatu yang negatif, itulah fakta kehidupan di dunia, yang harus Anda hadapi dan terima dengan sikap positif. Dan karena itulah, kita perlu selalu berdoa dan bergantung kepada Tuhan, Sang Pemberi Rejeki dan Kehidupan.
Urutan Kinerja, Karakter, Kawan
Dari tiga hal di atas, manakah yang lebih penting? Jawabanya, tidak ada yang lebih penting, karena semuanya penting, tergantung pada kondisi dan situasinya.
Di perusahaan A, mungkin kinerja lebih penting, sementara pada perusahaan B, mungkin karakter lebih penting, sedangkan untuk perusahaan C, kawan lebih penting.
Namun secara umum, urutannya sebagai berikut. Pada saat karier awal, kinerja menjadi faktor penentu. Di saat memasuki level menengah, karakter menjadi lebih penting. Namun ketika menuju level atas, kawan menjadi faktor paling dominan.
Demikian penjelasan aset karyawan K3 + 1, semoga Anda memperoleh manfaat dari tulisan ini. Aamiin.
Komentar
Posting Komentar