Tulisan pertama dan kedua menjelaskan empat alasan kenapa manusia cenderung beragama. Yaitu karena alasan sosial, alasan kejiawaan atau psikologi adanya rasa takut atau kawatir baik takut terhadap kejadian diluar kendali atau pun takut kematian, dan akal yang memahami adanya sang pencipta.
Mereka uang menganut agama karena sosial, pada umumnya bersifat pragmatis, hanya ikut-ikutana saja. Kualitas agama kurang bisa diandalkan.
Mereka yang punya alasan kejiwaan cenderung serius, khusuk, pasrah dan mungkin ikhlas.
Menemukan agama dengan akal memang cukup beresiko, khususnya mereka yang sebelumnya telah menganut agama tertentu. Karena pencarian agama bisa mengakibatkan anti-agama, pindah agama dan sejenisnya.
Namun bagi mereka yang telah menemukannya dengan penjelahan, bagi mereka itu layak disematkan sebagai umat yang sangat berkualitas. Mereka mengetahui betul, siapa tuhannya. Jalan inilah yang biasanya ditempuh para Nabi dan pemuka agama.
Nabi Ibrahim menemukan tuhan setelah perenungannya yang lama. Nabi Musa bahkan pernah 'meminta' tuhan untuk menampakkan diri. Nabi Muhammad menjadi rosul setelah pertapaannya di gua Hira.
Mereka uang menganut agama karena sosial, pada umumnya bersifat pragmatis, hanya ikut-ikutana saja. Kualitas agama kurang bisa diandalkan.
Mereka yang punya alasan kejiwaan cenderung serius, khusuk, pasrah dan mungkin ikhlas.
Menemukan agama dengan akal memang cukup beresiko, khususnya mereka yang sebelumnya telah menganut agama tertentu. Karena pencarian agama bisa mengakibatkan anti-agama, pindah agama dan sejenisnya.
Namun bagi mereka yang telah menemukannya dengan penjelahan, bagi mereka itu layak disematkan sebagai umat yang sangat berkualitas. Mereka mengetahui betul, siapa tuhannya. Jalan inilah yang biasanya ditempuh para Nabi dan pemuka agama.
Nabi Ibrahim menemukan tuhan setelah perenungannya yang lama. Nabi Musa bahkan pernah 'meminta' tuhan untuk menampakkan diri. Nabi Muhammad menjadi rosul setelah pertapaannya di gua Hira.
Komentar
Posting Komentar