"Laa ilaa ha Illallaah, laa ilaa ha illallaah, laa ilaa ha illallaah". Suara dzikir bergema keras dalam musholla di Grand Pesona Hotel Ciawi. Semakin lama semakin mengeras hingga hitungan 165 kali. Suara dzikir terus berkumandang setiap selesai sholat fardhu dan tengah malam menjelang fajar.
Demikanlah rutinitas peserta training ' spirituality in work' yang diadakan Telkom bersama Radix Consulting, selama seminggu mulai 11 - 15 Februari 2013. Telkom meyakini bahwa kultur spiritual mampu memberi dorongan kuat yang tidak terbatas kepada pegawai, sehingga mampu meningkatkan inovasi dan produktifitas kerja.
Dzikir
Training mengajarkan dua jenis dzikir, yaitu dzikir kahri dan khofi. Dzikir jahri yaitu dzikir yang dilakukan dengan suaru keras, sedangkan dzikir khofi dilakukan dalam hati.
Lafaz dzikir jahri adalah 'Laa ilaa ha illallaah' sebanyak 165 kali, sedangkan dzikir khofi adalah 'Allah' tanpa hitungan, atau sebanyak mungkin.
Dzikir jahri bisa diamalkan setiap selesai sholat fardhu, atau paling tidak setelah maghrib dan subuh. Sedangkan dzikir khofi bisa diamalkan setiap waktu, ketika duduk, berdiri, menyetir, bahkan sambil rapat sekalipun.
Dzikir perlu rutin diamalkan untuk menjaga keterhubungan antara qalbu dengan Illahi. Dengan keterhubungan qalbu dengan Tuhan, semoga hidayah, anugrah, tuntunan dan ilham senantiasa dapat tercurah kepada kita. Dan lebih penting, dengan keterhubungan semoga diri kita senantiasa semakin dekat dan cinta kepada Tuhan.
Senam Integrasi
Materi lain yang cukup menarik pada training kali ini adalah senam integrasi. Disebut senam integrasi karena senam tersebut menggabungkan olah raga, olah napas dan olah dzikir.
Sepintas senam ini mirip dengan Satria Nusantara atau Pandawa Padma dan olah raga pernapasan yang sejenis. Jurus-jurusnya pun juga mirip. Namun pihak penyelenggara telah melakukan beberapa penyempurnaan agar senam tersebut relevan dengan pelatihan yang dijalankan.
Setiap malam peserta mengikuti latihan sekitar satu setengah jam. Dilatih dua atau tiga jurus. Sehingga seminggu genap menjadi sepuluh jurus. Di hari terakhir diselenggarakan test untuk mengetahui kemampuan penguasaan jurus.
Jadwal Padat
Setelah acara pembukaan di hari Senin, kami dibagi lembaran jadwal pelatihan selama seminggu. Saya kaget, "padat amat jadwalnya", gumam saya dalam hati. Benar ternyata, selama seminggu jadwal pelatihan begitu padat.
Setiap pagi kami dibangunkan tepat pukul 03.00 untuk persiapan sholat tahajud. Tahajud diselenggarakan di musholla dekat lobi hotel. Tahajud dilakukan 2 x 4 rakaat, dan diakhiri witir 3 rakaat. Selepas tahajud dilanjutkan dzikir berjamaah sampai tepat waktu subuh. Setelah sholat subuh, kami membaca dzikir kembali. Biasanya selesai sekitar jam 06.00.
Acara dilanjutkan makan pagi dan mandi. Keduanya harus selesai selama satu setengah jam. Karena pukul 07.30 kami sudah harus mengikuti sholat dhuha dan dzikir, dan pukul 08.00 masuk kelas.
Acara di kelas juga cukup padat, namun peserta terlihat sangat antusias. Istirahat diberikan selama satu jam, dari pukul 12.00-13.00. Satu jam waktu istirahat dimanfaatkan untuk sholat dhuhur, dzikir dan sholat. Jadi, praktis tidak ada waktu santai.
Pada sore hari pelatihan dihentikan tepat waktu maghrib. Setelah sholat maghrib dan dzikir dilanjutkan makan malam. Selanjutnya kami menuju ke lapangan untuk senam integrasi.
Biasanya kamu kembali ke kamar pada pukul 22.00 untuk mandi dan istirahat tidur. Kami sangat disiplin mengatur waktu tidur, karena besok pukul 03.00 pintu kamar sudah di gedor.
Demikian kepadatan jadwal training selama seminggu. Yang membuat kami cukup kagum adalah, kami tidak pernah melihat satu peserta pun mengantuk di kelas, apalagi mbolos. Peserta selalu mengikuti setiap jadwL tepat waktu. Hanya satu dua orang saja yang kadang terlambat, itu oun hanya beberapa menit saja. Padahal usia peserta antara 35-53 tahun. Sungguh mengagumkan.
Saya belum tahu betul apa rahasianya. Mungkin efek senam integrasi, atau mungkin juga suasana kelas atau entahlah. Yang jelas saya yakin, hasil demikian merupakan hasil desain pelatihan yang sangat baik dari pihak trainer, yaitu Radix Consulting.
Semoga saya dapat melanjutkan kebiasaan selama training, yaitu dzikir dan selalu bersemangat pada semua aktifitas. amin.
Komentar
Posting Komentar