Langsung ke konten utama

Koroway, Kombay dan Citak

Tercengang saya membaca tulisan Fitriyan Zamzami di harian Republika hari ini, tentang penjelajahan menuju ujung timur Papua, menemui tiga suku Koroway, Kombay dan Citak.

Tentu saja bukan medan perjalanan yang membuat saya tertarik, juga bukan keaslian alam di timur Papua. Saya terperangah dengan tingkat kehidupan dan budaya ketiga suku tersebut.

Diceritakan, ketiga suku tersebut sampai saat ini masih hidup berpindah-pindah dari satu hutan ke hutan lainnya, alias nomaden. Sehari-hari mereka berburu babi, rusa dan sejenisnya untuk di makan dengan ubi-ubian yang ada disekitar tempat tinggal.

Rumah mereka berada di atas pohon besar, terbuat dari cabang-cabang kayu dan beratap daun. Ketinggian rumah sekitar sepuluh meter dari tanah. Untuk masuk ke rumah mereka perlu naik tangga menjulang tinggi. Menurut mereka rumah tinggi bermanfaat untuk menghindari binatang buas dan nyamuk ganas yang mematikan.

Mereka berpakaian hanya untuk menutup bagian bawah dengan bahan daun-daunan. Itu pun hanya di pakai saat perang suku atau ada tamu dari suku lain atau orang seberang. Selebihnya, sehari-hari mereka tidak menggunakan pakaian sedikit pun, baik laki atau pun perempuan.

Tingkat kehidupan dan budaya semacam ini pasti sudah pernah kita baca dan pelajari, mungkin sewaktu kita di sekolah dasar. Kehidupan tersebut erat dengan cerita nenek moyang kita yang masih primitif, hidup di jaman batu, pada era ribuan tahun sebelum masehi.

Yang sangat mengherankan, kehidupan tersebut ternyata masih ada juga di hari ini? Dan ternyata mereka adalah bangsa kita, masyarakat kita, warga negara Indonesia! Lebih ironis lagi, mereka justru ditemukan pertama kali pada 37 tahun yang lalu oleh misionaris dari Belanda, bukan oleh pemerintah Indonesia.

Pikiran saya tidak berhenti di sini. Terus menerawang hingga menembus ilmu sejarah kehidupan manusia, asal usul penciptaan manusia hingga sejarah turunnya Nabi Adam As. Saya teringat kembali kepada renungan saya tahun 2009 lalu, apakah Nabi Adam AS sebagai Manusia Pertama  (http://www.myusuf298.com/2009/12/apakah-nabi-adam-as-sebagai-manusia.html?m=0).

Sejarawan mengatakan bahwa kehidupan manusia bermula di Afrika pada 600 ribu tahun yang lalu. Kemanusiaan mereka mulai sempurna pada era 60 ribu tahun yang lalu. Pada era tersebut, mereka mulai berpindah menuju benua lainnya dengan perahu untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Mereka mulai tersebar di Eropa, Asia bahkan Australia.

Sementara literatur agama menyatakan bahwa sejarah manusia bermula sejak Nabi Adam AS sekitar 8 ribu tahun yang lalu. Kehidupan Nabi Adam tentu sudah menunjukkan kemanusiaan dan sosial yang sempurna.

Pertanyaan berat yang muncul di pikiran saya adalah, apakah seluruh manusia di muka bumi ini memang berasal dari keturunan yang sama? Apakah suku Koroway, Kombay dan Citak punya garis keturunan yang sama dengan kita? Jika benar satu keturunan, kenapa kehidupan sosial mereka berbeda begitu jauh? Lalu, siapakah nenek moyang kita, Adam kah? Kenapa ketiga suku tersebut justru lebih primitif dari kehidupan Nabi Adam sebagai manusia pertama, bahkan lebih primitif dari kehidupan 60 ribu tahun yang lalu versi sejarawan? Mungkinkah manusia di bumi ini berawal dari kehidupan yang berbeda-beda? Apakah agama samawi telah menjelaskan hal ini?

Published with Blogger-droid v2.0.6

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The 360 Leader - John C Maxwell

Hampir semua pemimpin memiliki pimpinan yang lebih tinggi. Bolehlah dibilang, tidak ada pemimpin yang tidak memiliki pemimpin diatasnya. Karenanya, buku The 360 Leader karangan John C. Maxwell ini sejatinya adalah untuk semua pemimpin, bukan hanya untuk para manajer yang selalu berada di bawah para pemilik perusahaan. Pun demikian, penjelasan buku ini memang lebih difokuskan kepada para manajer, senior manajer dan para pemimpin sejenis dalam perusahaan yang berada di bawah kepemimpinan orang-orang di atasnya. Buku setebal 400 halaman ini mengawali penjelasanya dengan 7 mitos tentang memimpin dari bagian tengah. Berikutnya menjelaskan tantangan yang dihadapi pemimpin 360 Derajat. Pada bagian ketiga dijelaskan bagaimana memimpin ke atas. Bagian keempat dan kelima menjelaskan praktik memimpin ke samping dan ke bawah. Pada bagian akhir dijelaskan nilai-nilai pemimpin 360 Derajat. Prinsip utama dari kepemimpinan 360 derajat adalah bahwa pemimpin bukanlah posisi, melainkan pe...

Pembangun Peradaban, Para Nabi dan Raja, Sejak Penciptaan hingga Menjelang Islam

Judul Buku : Pembangun Peradaban, Para Nabi dan Raja, Sejak Penciptaan hingga Menjelang Islam Penulis : Muhammad Yusuf Release : Maret 2024 Halaman : XIV + 162 Hal Format : Flipbook, eBook (PDF), Cetak (PDF Book Fold), Website. DOWNLOAD GRATIS: Edisi 2, April 2024 : FLIPBOOK    |    PDF EBOOK    |    PDF BUKU CETAK   Edisi 1, Maret 2024  : FLIPBOOK    |    PDF EBOOK    |   PDF BUKU CETAK Jika Anda lebih nyaman membaca pada website, silahkan buka masing-masing Bab pada link berikut: PEMBANGUN PERADABAN, Para NABI dan RAJA, Sejak Penciptaan hingga Menjelang Islam PENDAHULUAN -  pendahuluan BAB I  Peradaban Awal -  peradaban-awal-sebelum-4000-sm BAB II  Banjir Nuh dan Dinasti Awal -  banjir-nuh-dan-awal-dinasti-4000-3000-sm BAB III  Masa Kebangkitan Kerajaan -  masa-kebangkitan-kerajaan-3000-2000-sm BAB IV  Tanah yang Dijanjikan -  tanah-yang-di-janjikan-20...

Empat Komponen Manusia

Banyak referensi tentang kehidupan manusia telah saya pelajari, khususnya dari buku-buku tasawuf. Sejauh ini saya pahami bahwa manusia memiliki tiga komponen yang tidak terpisahkan, yaitu fisik, akal dan ruh. Alhamdulillah, pada renungan saya di segmen terakhir bulan ramadhan 1432 H ini, terbuka pemahaman baru mengenai komponen pembentuk manusia. Tentu saya meyakini kebenaran pemahaman ini, tapi bagaimana pun saya tetap membuka kemungkinan adanya pemahaman yang lebih baik. Manusia terbentuk dari empat bagian atau komponen yang tidak terpisahkan, yaitu: Pertama, Fisik atau jasad. Inilah bagian paling mudah dikenali. Fisik merupakan komponen utama dari semua makhluk di bumi ini. Melalui fisik inilah keberadaan makhluk di bumi dapat dilihat, dirasa dan dikenali. Karena komponen fisik ada di seluruh makhluk bumi, baik makhluk hidup maupun mati, maka tingkatan fisik merupakan tingkatan terendah, setara dengan tingkatan tumbuhan, hewan, tanah dan seterusnya. Kedua, Nyawa at...