Review Buku.
Buku pertama:
Judul: Strategi Membeli Banyak Properti Tanpa Uang Tanpa KPR
Halaman : 117
Edisi : Luxury
Penerbit : Gramedia
Buku kedua.
Judul : 6 Bulan Bisa Beli Properti Kontan
Halaman : 321
Penerbit : Gramedia
Buku ini ditulis oleh Cipto Junaedy. Penulis adalah praktisi properti dan pembicara seminar untuk materi yang sama. Seminar diselenggarakan hampir setiap bulan di banyak kota besar di Indonesia dan Singapura. Materi ini telah diajarkan beberapa tahun lalu dan selalu diminati oleh masa yang banyak. Tarif seminar sekitar 3,5 - 5 juta, sudah termasuk mentoring beberapa bulan paska seminar.
Selain dua buku tesebut, penulis telah mengeluarkan beberapa buku lain. Buku-buku tersebut ditulis dengan bahasa yang sangat lugas, bahkan terkesan norak dan murahan. Buku ini juga banyak memuat bab-bab yang tidak mengandung makna berarti. Bagi pembaca yang terbiasa membaca buku berkualitas, biasanya tidak nyaman bahkan malas membaca buku ini.
Materi inti buku-buku tersebut memang sangat sedikit dibanding jumlah halaman buku yang terbilang tebal. Namun materi inti tersebut memang cukup mahal harganya. Karena strategi yang disampaikan memang sangat masuk akal. Dan jika kita bisa melaksanakan bisa mendapat keuntungan yang sangat besar.
Dengan demikian meskipun inti materi sangat sedikit, buku ini tetap bernilau bagus, karena mengandung rahasia yang bernilai cukup tinggi. Berikut ini adalah inti materi buku Cipto Djunaedy.
Buku Pertama
Cipto Djunaedy mempunyai 28 strategi untuk membeli banyak properti tanpa uang tanpa KPR. Semua strategi akan dibahas pada seminar yang diadakan rutin. Sedangkan buku ini hanya menjelaskan empat strategi, yaitu media spot, auction house, rented pool dan refinancing.
1. Media Spot
Pada intinya strategi ini dipakai untuk membeli properti di tempat strategis, sehingga properti tersebut bisa kita tawarkan kepada agen iklan promosi. Agen iklan bisa menyewa lokasi dengan harga 13 persen dari nilai properti. Karena agen bakal investasi pasang billboard, mereka akan menyewa dalam jangka menengah atau panjang. Agar dapat harga sewa maksimal, kita dapat menciptakan suasana kompetisi kepada para agen atau produsen.
Setelah dapat sewa dari agen iklan, kita dapat menyewakan lokasi tersebut untuk berbagai bisnis. Model sewa bisa konvensional atau bagi hasil. Dari sewa iklan dan bisnis, kita bisa dapat lebih dari 17 persen. Angka tersebut cukup untuk membayar cicilan bank.
2. Auction House
Inti strategi ini adalah menawarkan kontrak dagang kepada para produsen, seperti contohnya elektronik. Pada umumnya kita bisa melakukan kontrak dagang dan display kepada para produsen elektronik. Caranya demikian. Mengikat kontrak berjangka, katakan dua tahun, senilai 300 juta. Kontrak ini meliputi 50 juta untuk display dan 250 juta margin penjualan. Dengan ini kita diminta untuk menjual barang sebanyak tertentu pada jangka kontrak.
Jika cara ini berhasil, kita bisa tawarkan hal tersebut kepada sebanyak mungkin produsen, sampai senilai harga properti. Sehingga properti bisa kita beli dari kontrak-kontrak dagang ini.
3. Rented Pool
Jika kita menjalankan strategi media spot, namun penyewa hanya membayar tahunan, kita bisa menawarkan bonus 3 tahun sewa kalo dibayar lunas. Jika oenawaran ini berhasil, kita telah menjalankan strategi rented pool.
4. Refinancing Iteration
Mungkin suatu ketika kita membayar properti dengan KPR. Setelah sekian waktu, pada umumnya harga properti sudah naik. Jika demikian kita bisa mengajukan KPR lagi untuk mendapat tambahan hutang. Perlu dicatat, bahwa tambahan hutang ini harus dibelikan properti lagi, jangan untuk dikonsumsi. Begitu seterusnya sehingga bisa beli banyak properti. Strategi ini harus digabung dengan strategi lain, yaitu untuk membayar cicilan KPR.
Buku Kedua
Di buku kedua ini Cipto Djunaedy banyak mengulangi dan merinci materi yang disebutkan pada buku pertama. Salah satu materi yang dirinci adalah 3 pantangan yaitu jangan bayar properti dari gaji atau hasil bisnis, dari hasil sewa saja dan pasive income.
Selebihnya buku ini hanya menyajikan testimoni dari 15 murid Cipto Djunaedy yang telah sukses menjalankan strategi yang diajarkan pada sesi seminar.
Kesimpulan
Jumlah halaman kedua buku tersebut sebetulnya terlalu tebal, karena bisa diringkas sangat tipis. Materi inti kedua buku tersebut sedikit, yaitu empat strategi membeli rumah tanpa uang tanpa KPR dan testimoni dari murid-murid yang sukses.
Namun karena keuntungan jual beli properti sangat besar dibanding harga buku, maka buku ini tetap sangat bernilai dan direkomendasi untuk dibeli dan dibaca, khususnya untuk peminat properti.
Buku pertama:
Judul: Strategi Membeli Banyak Properti Tanpa Uang Tanpa KPR
Halaman : 117
Edisi : Luxury
Penerbit : Gramedia
Buku kedua.
Judul : 6 Bulan Bisa Beli Properti Kontan
Halaman : 321
Penerbit : Gramedia
Buku ini ditulis oleh Cipto Junaedy. Penulis adalah praktisi properti dan pembicara seminar untuk materi yang sama. Seminar diselenggarakan hampir setiap bulan di banyak kota besar di Indonesia dan Singapura. Materi ini telah diajarkan beberapa tahun lalu dan selalu diminati oleh masa yang banyak. Tarif seminar sekitar 3,5 - 5 juta, sudah termasuk mentoring beberapa bulan paska seminar.
Selain dua buku tesebut, penulis telah mengeluarkan beberapa buku lain. Buku-buku tersebut ditulis dengan bahasa yang sangat lugas, bahkan terkesan norak dan murahan. Buku ini juga banyak memuat bab-bab yang tidak mengandung makna berarti. Bagi pembaca yang terbiasa membaca buku berkualitas, biasanya tidak nyaman bahkan malas membaca buku ini.
Materi inti buku-buku tersebut memang sangat sedikit dibanding jumlah halaman buku yang terbilang tebal. Namun materi inti tersebut memang cukup mahal harganya. Karena strategi yang disampaikan memang sangat masuk akal. Dan jika kita bisa melaksanakan bisa mendapat keuntungan yang sangat besar.
Dengan demikian meskipun inti materi sangat sedikit, buku ini tetap bernilau bagus, karena mengandung rahasia yang bernilai cukup tinggi. Berikut ini adalah inti materi buku Cipto Djunaedy.
Buku Pertama
Cipto Djunaedy mempunyai 28 strategi untuk membeli banyak properti tanpa uang tanpa KPR. Semua strategi akan dibahas pada seminar yang diadakan rutin. Sedangkan buku ini hanya menjelaskan empat strategi, yaitu media spot, auction house, rented pool dan refinancing.
1. Media Spot
Pada intinya strategi ini dipakai untuk membeli properti di tempat strategis, sehingga properti tersebut bisa kita tawarkan kepada agen iklan promosi. Agen iklan bisa menyewa lokasi dengan harga 13 persen dari nilai properti. Karena agen bakal investasi pasang billboard, mereka akan menyewa dalam jangka menengah atau panjang. Agar dapat harga sewa maksimal, kita dapat menciptakan suasana kompetisi kepada para agen atau produsen.
Setelah dapat sewa dari agen iklan, kita dapat menyewakan lokasi tersebut untuk berbagai bisnis. Model sewa bisa konvensional atau bagi hasil. Dari sewa iklan dan bisnis, kita bisa dapat lebih dari 17 persen. Angka tersebut cukup untuk membayar cicilan bank.
2. Auction House
Inti strategi ini adalah menawarkan kontrak dagang kepada para produsen, seperti contohnya elektronik. Pada umumnya kita bisa melakukan kontrak dagang dan display kepada para produsen elektronik. Caranya demikian. Mengikat kontrak berjangka, katakan dua tahun, senilai 300 juta. Kontrak ini meliputi 50 juta untuk display dan 250 juta margin penjualan. Dengan ini kita diminta untuk menjual barang sebanyak tertentu pada jangka kontrak.
Jika cara ini berhasil, kita bisa tawarkan hal tersebut kepada sebanyak mungkin produsen, sampai senilai harga properti. Sehingga properti bisa kita beli dari kontrak-kontrak dagang ini.
3. Rented Pool
Jika kita menjalankan strategi media spot, namun penyewa hanya membayar tahunan, kita bisa menawarkan bonus 3 tahun sewa kalo dibayar lunas. Jika oenawaran ini berhasil, kita telah menjalankan strategi rented pool.
4. Refinancing Iteration
Mungkin suatu ketika kita membayar properti dengan KPR. Setelah sekian waktu, pada umumnya harga properti sudah naik. Jika demikian kita bisa mengajukan KPR lagi untuk mendapat tambahan hutang. Perlu dicatat, bahwa tambahan hutang ini harus dibelikan properti lagi, jangan untuk dikonsumsi. Begitu seterusnya sehingga bisa beli banyak properti. Strategi ini harus digabung dengan strategi lain, yaitu untuk membayar cicilan KPR.
Buku Kedua
Di buku kedua ini Cipto Djunaedy banyak mengulangi dan merinci materi yang disebutkan pada buku pertama. Salah satu materi yang dirinci adalah 3 pantangan yaitu jangan bayar properti dari gaji atau hasil bisnis, dari hasil sewa saja dan pasive income.
Selebihnya buku ini hanya menyajikan testimoni dari 15 murid Cipto Djunaedy yang telah sukses menjalankan strategi yang diajarkan pada sesi seminar.
Kesimpulan
Jumlah halaman kedua buku tersebut sebetulnya terlalu tebal, karena bisa diringkas sangat tipis. Materi inti kedua buku tersebut sedikit, yaitu empat strategi membeli rumah tanpa uang tanpa KPR dan testimoni dari murid-murid yang sukses.
Namun karena keuntungan jual beli properti sangat besar dibanding harga buku, maka buku ini tetap sangat bernilai dan direkomendasi untuk dibeli dan dibaca, khususnya untuk peminat properti.
teng kyu buanyak pak.. jadi lbih pham nh dr hsil bku yg qw beli kmren, cz bkin pnasaran ja seh.... hehehe
BalasHapus