Langsung ke konten utama

Less Cash Society, Hidup Nyaman Tanpa Cash


Coba bayangkan, betapa nyamannya jika kita bisa bepergian kemana pun tanpa perlu bawa uang cash. Bahkan tanpa perlu bawa dompet. Cukup bawa ponsel, kita bisa melakukan transaksi apa pun di mana pun. Berita bagusnya, gaya hidup ini, sering disebut less cash society, diprediksi bakal booming mulai tahun depan.

Less cash society berkembang berkat adanya e-money. Bank of International Settlement (BIS) mendefinisikan e-money sebagai produk 'stored value' atau prepaid dimana sejumlah nilai uang (monetary value) disimpan secara elektronik dalam suatu peralatan elektronik yang dimiliki seseorang. Berbeda dengan kartu kredit, debet, dan kartu pembayaran lainnya, transaksi e-money tidak memerlukan proses otorisasi dan tidak terkait dengan rekening bank, karena nilainya telah tersimpan dalam alat bayar tersebut. E-money pada umumnya digunakan untuk transaksi dengan nilai kecil. Ada dua jenis e-money yaitu berbentuk kartu, yang biasanya diterbitkan oleh bank, dan berbentuk elektonik yang biasanya diterbitkan oleh operator seluler.

Sebenarnya e-money telah ada di Indonesia sejak tahun 2007, namun pertumbuhannya relatif lamban. Kelambatan tersebut disebabkan masalah interoperability. “Sayangnya belum interoperability, artinya e-money hanya bisa digunakan untuk merchant yang bekerjasama dengan bank yang bersangkutan,” ujar salah satu pejabat BI, Aribowo. Khusus e-money yang diterbitkan operator seluler, cara penggunaannya juga belum nyaman dan kehandalan relatif rendah, karena menggunakan SMS. Hambatan lain adalah ketersebaran merchant penerima e-money yang juga masih terbatas. Sebagai produk yang relatif masih baru, e-money juga belum dikenal luas oleh masyarakat.

Namun diprediksi tahun ini hambatan-hambatan tersebut bakal sirna. BI telah berkomitmen untuk menyelesaikan interoperabilitas, sehingga satu kartu bisa dipakai untuk seluruh layanan yang disediakan semua operator. Operator seluler juga mulai bernapas lega, karena pemanfaatan e-money bakal semakin mudah dengan hadirnya teknologi NFC (Near Field Communication). Awal tahun ini HTC, Nokia dan Samsung telah menjual beberapa tipe smartphone dengan fitur NFC, diantaranya adalah Nexus dan Nokia Lumia 900. Dengan teknologi NFC, transaksi e-money dapat dilakukan hanya dengan menempelkan smartphone pada NFC Reader yang dimiliki merchant. Semakin banyaknya pengelola e-money juga dipastikan mendorong percepatan jumlah merchant dan pemahaman masyarakat.

Pada tahun peluncurannya jumlah pengguna e-money baru 165.193 dengan rata-rata transaksi harian sebesar Rp 19,15 juta dan volume sebesar 2 ribu. Pada September 2011 pengguna e-money telah mencapai 11,7 juta dengan nilai rata-rata transaksi harian sebesar Rp 2,5 miliar dan volume 102 ribu. Menurut Sharing Vision, pengguna e-money tahun 2012 akan mencapai 18 juta dengan transaksi Rp 1,2 triliun. Dari jumlah tersebut diperkirakan sebanyak 20 persen pengguna akan aktif bertransaksi, jauh dari tahun sebelumnya yang hanya 10 persen pengguna aktif.

Di Eropa e-money telah berkembang sejak tahun 2000-an. Pada awalnya jumlah transaksi hanya sekitar 50 juta dengan kontribusi berkisar 0,35 persen dari seluruh transaksi yang ada. Namun selanjutnya tumbuh luar biasa menjadi sekitar 380 juta pada tahun 2006 dengan kontribusi mencapai 1,23 persen dari total transaksi. Beberapa negara yang mengalami pertumbuhan e-money signifikan adalah Belgia, Austria, Jerman dan Belanda.

Layanan e-money yang sudah bisa dinikmati masyarakat Indonesia adalah: Jak Card (Bank DKI Jakarta), Flazz (BCA), Indomaret Card Gaz card dan E-Toll Card (Bank Mandiri), Studio Pass Card dan Smart Card (Bank Mega), Java Jazz Card dan Kartuku (BNI), dan BRIZZI (BRI). Sedangkan produk e-money yang diterbitkan operator seluler adalah : T-cash (Telkomsel), Delima dan FlexiCash (Telkom), Dompetku (Indosat), XL Tunai (XL Axiata), dan Skye Card (PT. Skye Sab Indonesia). Di berbagai negara maju e-money sudah manjadi kebutuhan masyarakat luas, meskipun belum sepopuler kartu kredit dan debet. Beberapa layanan e-money yang sudah dikenal antara lain: Visa Cash (Visa), Mondex (MasterCard), Ukash (UK), eCash (Australia), SuperCash (Jepang), Zoompass (Kanada), Octopus Card (Hongkong), MicroCash (Thailand), M-Pesa (Kenya), Globe (Philipina), Mobile Money (Malaysia) dan CashCard (Singapura).

E-money terbitan perbankan pada umumnya berfungsi untuk transaksi tertentu. Seperti e-toll hanya berfungsi untuk transaksi di gardu toll, Studio Pass Card hanya berfungsi untuk tiket masuk Trans Studio. Namun demikian pihak penerbit pada umumnya berupaya mengembangkan kemampuan kartu untuk berbagai transaksi lain.

Sedangkan E-money terbitan operator seluler pada umumnya mempunyai fitur lebih banyak. Delima terbitan Telkom bisa digunakan untuk membayar semua tagihan bulanan produk Telkom Group seperti telepon rumah, Speedy, Flexi, Telkom Vision dan Kartu Halo. Delima juga bisa digunakan untuk membeli pulsa Flexi, Simpati, As dan berbagai game online yang bekerja sama dengan Speedy. Bahkan Delima telah dilengkapi dengan fitur remittance, yaitu kemampuan untuk transfer uang kepada orang lain dimana pun berada hanya dengan sebuah ponsel. Jika pengguna Delima ingin mencairkan uang cash, bisa datang ke Plasa Telkom terdekat atau toko-toko yang berlogo Delima. T-cash terbitan Telkomsel bahkan bisa digunakan untuk belanja atau tarik tunai di semua outlet Indomaret.

Raksasa internet global, Google juga telah menerbitkan e-money dengan merk Google Wallet (GW). GW diluncurkan pada Mei 2011 lalu di New York. Produk ini merupakan hasil kerjasama para pemimpin industri masing-masing. Yaitu Google sebagai raja internet, Citibank sebagai raja perbankan, MasterCard sebagai raja kartu kredit, First Data sebagai raja pengaman transaksi pembayaran, dan Sprint Nextel sebagai salah satu operator seluler terkemuka di Amerika. Kolaborasi lima raksasa dunia ini tentunya menjadi bukti kuat, bahwa e-money bakal menjadi tren dunia dengan prospek bisnis yang luar biasa.

GW dapat digunakan untuk pembayaran transaksi online di internet atau pun transaksi offline di toko berlogo GW, hanya dengan menempelkan ponsel Google pada NFC Reader. GW memiliki tiga kantong uang, yaitu Citibank, MasterCard dan Google Prepaid Card. Dengan demikian, semua pelanggan Citibank, MasterCard atau Google Prepaid Card dapat melakukan transaksi e-money dengan GW di seluruh dunia.

Kemudahan yang ditawarkan Google Wallet dipastikan bakal segera menjalar menuju seantero dunia. Sedangkan e-money terbitan domestik juga akan segera digemari bilamana interoperabilitas 11 operator yang ada dapat dituntaskan tahun ini. Semakin banyaknya smartphone dengan fitur NFC di tahun ini juga membantu percepatan penetrasi e-money. Tiga hal utama tersebut akan mendorong perluasan merchant dan pemahaman masyarakat luas. Dengan demikian prediksi Less cash society pada tahun 2013 tentu sangat rasional.

Jika anda adalah trend setter atau netizen, jangan lupa untuk mencoba e-money segera mungkin, sebelum anda tertinggal kereta tahun depan.

Komentar

  1. Artikel ini telah dimuat Detik.com pada rubrik Kolom Telematika tanggal 12 Februari 2012.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

The 360 Leader - John C Maxwell

Hampir semua pemimpin memiliki pimpinan yang lebih tinggi. Bolehlah dibilang, tidak ada pemimpin yang tidak memiliki pemimpin diatasnya. Karenanya, buku The 360 Leader karangan John C. Maxwell ini sejatinya adalah untuk semua pemimpin, bukan hanya untuk para manajer yang selalu berada di bawah para pemilik perusahaan. Pun demikian, penjelasan buku ini memang lebih difokuskan kepada para manajer, senior manajer dan para pemimpin sejenis dalam perusahaan yang berada di bawah kepemimpinan orang-orang di atasnya. Buku setebal 400 halaman ini mengawali penjelasanya dengan 7 mitos tentang memimpin dari bagian tengah. Berikutnya menjelaskan tantangan yang dihadapi pemimpin 360 Derajat. Pada bagian ketiga dijelaskan bagaimana memimpin ke atas. Bagian keempat dan kelima menjelaskan praktik memimpin ke samping dan ke bawah. Pada bagian akhir dijelaskan nilai-nilai pemimpin 360 Derajat. Prinsip utama dari kepemimpinan 360 derajat adalah bahwa pemimpin bukanlah posisi, melainkan pe...

Pembangun Peradaban, Para Nabi dan Raja, Sejak Penciptaan hingga Menjelang Islam

Judul Buku : Pembangun Peradaban, Para Nabi dan Raja, Sejak Penciptaan hingga Menjelang Islam Penulis : Muhammad Yusuf Release : Maret 2024 Halaman : XIV + 162 Hal Format : Flipbook, eBook (PDF), Cetak (PDF Book Fold), Website. DOWNLOAD GRATIS: Edisi 2, April 2024 : FLIPBOOK    |    PDF EBOOK    |    PDF BUKU CETAK   Edisi 1, Maret 2024  : FLIPBOOK    |    PDF EBOOK    |   PDF BUKU CETAK Jika Anda lebih nyaman membaca pada website, silahkan buka masing-masing Bab pada link berikut: PEMBANGUN PERADABAN, Para NABI dan RAJA, Sejak Penciptaan hingga Menjelang Islam PENDAHULUAN -  pendahuluan BAB I  Peradaban Awal -  peradaban-awal-sebelum-4000-sm BAB II  Banjir Nuh dan Dinasti Awal -  banjir-nuh-dan-awal-dinasti-4000-3000-sm BAB III  Masa Kebangkitan Kerajaan -  masa-kebangkitan-kerajaan-3000-2000-sm BAB IV  Tanah yang Dijanjikan -  tanah-yang-di-janjikan-20...

Empat Komponen Manusia

Banyak referensi tentang kehidupan manusia telah saya pelajari, khususnya dari buku-buku tasawuf. Sejauh ini saya pahami bahwa manusia memiliki tiga komponen yang tidak terpisahkan, yaitu fisik, akal dan ruh. Alhamdulillah, pada renungan saya di segmen terakhir bulan ramadhan 1432 H ini, terbuka pemahaman baru mengenai komponen pembentuk manusia. Tentu saya meyakini kebenaran pemahaman ini, tapi bagaimana pun saya tetap membuka kemungkinan adanya pemahaman yang lebih baik. Manusia terbentuk dari empat bagian atau komponen yang tidak terpisahkan, yaitu: Pertama, Fisik atau jasad. Inilah bagian paling mudah dikenali. Fisik merupakan komponen utama dari semua makhluk di bumi ini. Melalui fisik inilah keberadaan makhluk di bumi dapat dilihat, dirasa dan dikenali. Karena komponen fisik ada di seluruh makhluk bumi, baik makhluk hidup maupun mati, maka tingkatan fisik merupakan tingkatan terendah, setara dengan tingkatan tumbuhan, hewan, tanah dan seterusnya. Kedua, Nyawa at...