Jika informasi ini benar adanya, sungguh-sungguh menyedihkan. AS memang telah memberi merk kepada Islam sebagai kekuatan oposisi global yang destruktif. Dari lubuk hati yang dalam, saya berharap, semoga kaum islam sadar, bahwa islam adalah kekuatan oposisi global yang diperhitungkan, sehingga mereka tidak perlu cari muka, memohon sebagai teman, apalagi menyembah. Sebagai oposisi tangguh, islam perlu membuat differensiasi, memperkuat posisi dan suatu saat mampu melawan dan menguasai.
Tapi, mungkinkah? Rasanya tidak mungkin selama islam sendiri bertikai dan bermusuhan antar mazhab. Saya jadi berpikir, kenapa kita saling berselisih, bahkan untuk urusan sekecil doa qunut dan tahlilan. Saya yakin, hal ini terjadi karena ummat telah mengalami kesalahan yang strategis dan fatal dalam pemahaman agamanya. Kita sering ngomong bahwa agama adalah rahmat bagi semesta, namun nyatanya Agama diposisikan dalam ruang yang sempit.
Saya berpandangan, sudah waktunya para pemikir kembali berpikir, apa dan untuk apakah agama diturunkan, dan bagaimana agama mampu membentuk sikap ummatnya dalam peta kehidupan modern saat ini.
Komentar
Posting Komentar