Kompetisi antar operator seIuIer memang sangat keras. Kondisi ini memang ada baiknya bagi peIanggan. Bayangkan saja, jika tahun 2004 IaIu kita butuh paIing tidak 900 perak untuk bisa berteIpon semenit pake HP, hari ini cukup dengan 250 perak niat anda terkabuI. Dan jika anda jeIi dengan berbagai promo para operator, anda bahkan bisa menikmati tarif gratis teIpon pake HP.
Beberapa hari terakhir ini, kita menyaksikan promo tarif dari salah satu operator seluler dengan nama promo Ganas. Bunyi promo tersebut lebih kurang demikian "Ganas, gratis telepon nasional ke lebih dari 10 juta pelanggan …. di seluruh indonesia tanpa batas jarak dan waktu, lokal dan interlokal 24 jam nonstop!" Saya kaget dengan promo tersebut, dan saya yakin banyak orang kaget juga. Apalagi saya tidak melihat tulisan syarat dan ketentuan yang biasanya ditulis kecil di sisi bawah. Bagi kebanyakan orang indonesia yang berkantong tipis, pengetahuan terbatas, akses informasi lemah dan suka cari-cari tarif telepon murah, mungkin saja promo tersebut langsung di telan habis, dan mereka menganggap betul-betul gratis. Bentuk promo demikian bisa saja kita kategorikan menjebak.
Dengan berpikir rasional, tentu saja saya tidak bisa percaya begitu saja. Saya buka situs operator tersebut, dan betul seperti perkiraan saya, ada banyak syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi. Syarat utama yang harus di penuhi antara lain: harus isi ulang minimal 50 ribu perak untuk pelanggan Jabotabek dan Bandung dan 25 ribu perak untuk kota lainnya, masing-masing berlaku untuk 30 hari. Syarat berikutnya, untuk interlokal pelanggan harus menambahkan nomor 010xx, dan tentu saja masih ada beberapa syarat lain.
Dari syarat dan ketentuan yang diterapkan, sejatinya program tersebut bukanlah yang pertama, karena beberapa operator lain sudah melaksanakan hal yang sama dari tahun-tahun yang lalu. Bahkan salah satu operator tidak menambahkan nomor 010xx untuk hubungan interlokal, alias gratis lokal maupun interlokal untuk semua hubungan on-net (dalam operator yang sama). Beberapa catatan saya untuk promo tersebut:
1. Terlepas dari program tersebut original atau tidak, yang jelas program tersebut menarik dan diminati oleh sebagian pelanggan. Sehingga tentunya promo ini menguntungkan masyarakat khususnya yang sesuai dengan target promo tersebut.
2. Kita layak mengapresiasi tim marketing operator tersebut, dengan alasan meskipun programnya biasa saja, namun mereka mampu mengkomunikasikan program tersebut 'lebih dahsyat'.
3. Kita patut menyayangkan, kemasan promo yang 'lebih dahsyat' tersebut, disadari atau tidak bermuatan jebakan.
Sebetulnya perang tarif operator seluler sudah terjadi sejak tahun 2008 lalu, meskipun di tahun 2009 perang tersebut mereda. Pada tahun tersebut beberapa operator telah melakukan promo-promo jebakan dengan kadar yang berbeda-beda. Saya sempat mencatat banyak sekali Surat Pembaca baik di koran lokal atau pun nasional yang mengkitik promo tersebut, namun nampaknya tidak ada pihak yang merespon. Padahal banyak pihak yang bisa melakukannya, dari mulai YLKI (yayasan lembaga konsumen indonesia), ATSI (asosiasi telepon seluler indonesia), BRTI (badan regulasi telematika indonesia) atau bahkan Dirjen Postel. Tentu kita berharap semoga institusi-institusi tersebut dapat bergerak secepatnya, sehingga gelagat promo jebakan yang mulai muncul di awal tahun macan ini tidak semarak kembali (myusuf298).
Komentar
Posting Komentar