Gunung Fuji menjadi dambaan para turis, termasuk turis Indonesia. Tidak heran, karena obyek ini memang menawarkan keindahan, dan tentu saja kesan wisata yang luar biasa.
Kali ini adalah kesempatan saya kedua mengunjungi gunung Fuji. Kesempatan pertama, tepat setahun yang lalu, bulan yang sama, April 2017. Pada saat itu, kami dihentikan di level 4, tidak diijinkan naik lebih tinggi. Kami hanya bisa ambil foto dari level ini.
Gunung Fuji menjadi yang tertinggi di Jepang yaitu 3.776 m. Di kelilingi tiga kota, Gotemba (timur), Fuji-Yoshida (utara) dan Fujinomiya (barat daya). Juga dikelilingi oleh lima danau Kawaguchi, Yamanaka, Sai, Motosu dan Shoji.
Menurut sejarah, gunung simbol Jepang ini terbentuk sekitar 10 ribu tahun yang lalu. Sampai saat ini masih berstatus aktif, namun letusan terakhir sekitar 300 tahun yang lalu.
Daya pikat gunung ini, paling tidak bagi saya, adalah puncaknya yang berbentuk kerucut dan berselimut salju. Kecantikan saljunya telah menarik 200 ribuan pendaki setiap tahun. Musim favorit pendaki adalah bulan Juli dan Agustus, karena cuaca lebih tenang dan suhu yang hangat.
Pagi ini saya berangkat dari Tokyo pukul 07.00. Dengan bis rombongan menuju Fuji. Sekitar dua jam telah sampai di lokasi.
Sayang, seperti pada kunjungan pertama, saat ini pun kami dihentikan di level 4, pada ketinggian 2.020 meter.
Kami bisa maklumi, karena di ketinggian ini, kabut sangat tebal, angin sangat kencang dan jarak pandang supir sangat pendek. Cukup beresiko untuk naik ke level yang lebih tinggi. Saya cek smartphone, suhu berkisar 5 derajat celsius.
Karena cuaca berkabut, tidak memungkinkan mengambil foto gunung Fuji. Seluruh pandangan tertutup. Kami menyerah, turun kembali dan berharap bisa ambil foto dari titik yang lebih rendah.
Dari dua pengalaman tersebut, saya tidak sarankan Anda mengejar pesona gunung Fuji di bulan April. Kecuali jika Anda pendaki profesional, yang siap mendaki atau mencari jalur yang lebih menantang.
Namun tidak perlu kecewa, pesona Jepang bukan hanya Gunung Fuji. Negara dengan penduduk sekitar 130 juta dengan GDP USD 40 ribu ini, punya sederet lokasi lain yang pasti bisa menyengkan Anda.
Paling tidak, budaya bersih warga Jepang pasti akan Anda saksikan di seluruh penjuru negeri dan bakal membuat Anda terkesan. Pola makan warga Jepang yang banyak mengkonsumsi sayur, juga bisa menginspirasi gaya hidup Anda.
Mengenang Tradisi Jepang Jaman Old
Jepang penuh pesona. Gunung Fuji bukan satu-satunya. Sayang jika tidak mampir ke lokasi menarik lainnya. Kali ini saya menyorot keunikan rumah-rumah Japan jaman dulu, khususnya di kota kecil Atami.
Atami adalah kota kecil di pesisir pantai, terletak di antara kota Tokyo dan Shizouka. Perjalanan sekitar 3-4 jam dari Tokyo dengan bis.
Nampaknya kota ini menjadi salah satu favorite hiburan malam. Banyak sekali kita dapati tempat karaoke, club, pijat dan sejenisnya.
Namun yang lebih menarik bagi saya adalah gang-gang kecil yang sangat bersih dan rapi. Kota kecil ini cukup padat penduduk. Namun demikian, tidak terlihat kumuh seperti di kebanyakan negara berkembang.
Jalan-jalan kecil, atau gang seluruhnya beraspal atau konblok. Garis jalan terlihat jelas, sebagian berwarna putih dan sebagian kuning. Di sisi kanan dan kiri, selalu disediakan pedestrian yang cukup lebar, antara satu hingga dua meter. Pedestrian terbuat dari konblok berwarna. Di sisi tengah konblok selalu terdapat jalur warna kuning untuk komunitas disable.
Seluruh ruas jalan terlihat bersih, rapi dan indah untuk dijadikan obyek foto. Fasilitas umum, seperti kabel listrik, telepon juga terlihat rapi, bahkan kebanyakan tidak terlihat karena tertanam dalam tanah.
Yang lebih menarik lagi adalah bangunan tua khas Jepang yang banyak tersebar di kota pantai ini. Sebagian bertembok yang memperlihatkan batu batanya. Sebagian lain terbuat dari kayu. Ornamen garis khas Jepang selalu nampak pada setiap rumah. Sebagian rumah menggantungkan lampion dengan tulisan Jepang.
Desain khas ini tidak hanya untuk rumah tinggal. Restaurant, tempat karaoke, dan toko pun didesain serupa. Tidak heran, jika Atami Ginza yang sebetulnya lokasi bisnis, lebih tampak seperti perkampungan.
Jalan Atami Ginza |
Desain Rumah Kuno Atami |
Mengetuk Pintu Sebuah Klub Malam |
Gang Sangat Rapi dan Bersih |
Kantor di Desain Seperti Rumah Kuno |
Gang Lokasi Hiburan Malam |
Menunggu di Sebuah Resto Kuno |
Menyeberang di Persimpangan Jalan Atami |
Naik Tangga Sebuah Cafe |
Gedung Kantor Tetap Berdesain Klasik |
Warung Gergaya Kuno |
Toko Souvenir Tetap Klasik |
Toko Tetap dengan Desain Klasik |
Ayo Shopping
Shopping selalu menjadi destinasi utama para turis Indonesia. Baik shopping kelas pasar maupun kelas premium. Berikut diantaranya : Gotemba Premium Outlet, Shibuya, Kiyomizu Temple dan Asakusa Temple
Gotemba Premium Outlet
Gotemba terletak di antara gunung Fuji dengan pantai Atami. Meski tidak berada di kota besar, namun outlet ini selalu ramai dikunjungi, baik turis maupun warga lokal.
Di tempat ini tersedia ratusan outlet brand premium. Seperti Levis, Adidas, Puma, Samsonite, Lacoste, Nikon dan masih banyak lagi. Konon harga relatif miring, dan sering bagi-bagi diskon. Saya pernah borong Levis, karena harganya hampir separo dari harga Jakarta.
Shibuya
Lokasi ini sangat populer, mungkin karena jadi tempat shooting film Richard Gere. Di tempat ini ada patung anjing Hachiko yang kisahnya sangat mengharukan.
Konon, dulu anjing Hachiko dimiliki oleh seorang pekerja. Dengan kesetiannya, tiap hari Hachiko mengikuti majikan berangkat kerja. Karena majikan naik kereta, Hachiko berhenti di station. Di station, Hachiko menunggu sampai sore hingga majikan pulang kantor, dan berjalan bersama kembali ke rumah. Begitulah rutinitas harian mereka.
Hingga pada suatu hari, Hachiko berangkat bersama majikan ke station. Seperti biasa, Hachiko menunggu di station sampai sore. Namun, majikan yang ditunggu tidak kunjung datang. Hachiko terus menunggu sampai berhari-hari, terus menunggu, sampai akhirnya Hachiko mati di tempat ini. Akhir cerita, ternyata si majikan kelecakaan dan meninggal dalam perjalanan ke kantor.
Akhirnya, anjing Hachiko menjadi simbol kesetiaan yang luar biasa. Karena kisah itulah, dibuat patung untuk anjing setia ini.
Selain patung Hachiko, lokasi ini terkenal dengan keramaian orang menyeberang jalan. Setiap saat, ratusan, atau bahkan ribuan orang menyeberang persimpangan. Konon, persimpangan ini adalah yang paling ramai di dunia. Anda bisa kongkow di Starbucks sambil menyaksikan orang lalu lalang di persimpangan
Bagi Anda yang suka shopping barang branded, lokasi ini termasuk salah satu tempatnya. Ada juga toko Bic Camera, yang menjual kamera dan asesoris, cukup lengkap, dan beberapa item terlihat lebih murah. Ada juga brand Lacoste, dan masih banyak lagi.
Kiyomizu Temple
Jika Anda sempat ke Kyoto, luangkan waktu ke Kiyomizu Temple. Adalah kuil yang sangat populer di Jepang dan telah masuk dalam daftar UNESCO. Tempat ini sangat ramai dikunjungi turis, bahkan didominasi oleh turis asing.
Tentu saja keunggulan tempat ini adalah keberadaan kuil diantara hutan bukit yang dipenuhi pohon sakura. Hingga sangat bagus untuk ambil foto dan selfie.
Tidak hanya kuil, di sepanjang jalan dari parkir menuju kuil, dipenuhi toko-toko sounevir yang sangat beragam.
Harga souvenir di tempat ini tergolong murah, mungkin sedikit di atas kelas souvenir pasar. Jadi, jika Anda ingin mencari oleh-oleh hemat, Anda bisa berburu di tempat ini.
Pintu Utama |
Keramaian Turis Menuju Temple |
Bangunan di Kiyomizu |
Kuil Penuh Warna |
Kuil dan Sakura |
Kuil Sate |
Asakusa Temple
Serupa dengan Kiyomizu, Asakusa juga menjadi destinasi favorite turis Indonesia, terutama yang pingin cari oleh-oleh harga hemat.
Sebetulnya unggulan venue ini adalah kuil. Namun kuilnya hanya kecil saja, tidak sebesar dan semegah Kiyomizu.
Tapi faktanya, sebagian besar turis, terutama turis Indonesia, datang ke sini bukan karena kuil, tapi karena ingin berbelanja hemat. Segala rupa souvenir ada di sini, jadi luangkan waktu lebih banyak, agar tidak terburu-buru.
Destinasi Favorite Lain
Euno Park
Anda mengejar keindahan sakura? Euno Park tempatnya. Taman di sini cukup luas. Nyaman untuk refreshing. Banyak pohon sakura, obyek menarik untuk foto dan selfie.
Sakura di Jalan Utama |
Kuil |
Patung dan Sakura |
Bullet Train
Sempatkan mencoba naik kereta Shinkazen. Kereta super cepat ini menghubungkan banyak kota utama di Jepang. Kereta ini mampu melaju dengan kecepatan 300 km per jam.
Komentar
Posting Komentar